Oleh: Indonesian Children | Desember 3, 2009

Infeksi pada Kehamilan : Infeksi Saluran Kemih

Infeksi pada Kehamilan : Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis.ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.

Infeksi Saluran Kemih sering terjadi pada masa kehamilan dan nifas dan merupakan komplikasi medik paling sering dalam kehamilan. Peningkatan kejadian ini disebabkan oleh faktor hormonal (peningkatan kadar progesteron ) dan faktor mekanis yang menyebabkan stasis urine.

Infeksi traktus urinarius dapat bersifat simptomatik atau asimptomatik (misal : sistitis , pielonefritis )

 

image

A 25-tahun-wanita hamil tua dengan nyeri kuadran kanan bawah dan hematuria. Ini sinar rentgen dari ginjal, ureter, dan kandung kemih (KUB) mengungkapkan ureteral obstruksi proksimal konsisten dengan urolithiasis image
A 25-tahun-wanita hamil tua dengan nyeri kuadran kanan bawah dan hematuria. Dia telah proksimal obstruksi ureteral konsisten dengan urolithiasis (lihat Gambar 3). Setelah 25 menit, ini pyelogram intravena (IVP) mengungkapkan kanan nephrogram yang padat dan tidak ada pengisian sistem pengumpulan yang tepat. Sisi kiri menunjukkan sistem pengumpulan nonhydronephrotic biasa-biasa saja. Hal ini konsisten dengan tepat ureteral lithiasis.

Macam ISK antara lain:

  • ISK primer Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK primer dibagi menjadi dua:

  1. ISK lokal, diterapi dengan antibiotika lokal.
  2. ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika sistemik. Antibiotika yang sering digunakan yaitu amoksisilin.
  • ISK sekunder  ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain. ISK berulang merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena penanganan ISK yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK sekunder biasanya adalah obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra).BAKTERIURIA ASIMPTOMATIK :

    Ditemukan bakteri sebanyak > 100.000 per ml air seni dari sediaan air seni “mid stream”

    Angka kejadian Bakteriuria Asimptomatik dalam kehamilan sama seperti wanita usia reproduksi yang seksual aktif dan non-pregnan sekitar 2 – 10%

    Jenis bakteri yang ditemukan :

    1. Eschericia Coli (60%)
    2. Proteus mirabilis
    3. Klebsiella pneumoniae
    4. Streptoccus grup B

    Bila BA tidak diterapi dengan baik maka 20% ibu hamil akan menderita sistitis akut atau pielonefritis akut pada kehamilan lanjut.

    Terapi yang dapat diberikan :

    • Ampisilin 3 x 500 mg selama 7 – 10 hari atau
    • Cephalosporin
    • Nitrofurantoin

    Setelah terapi, lakukan pemeriksaan ulangan dengan biakan urine oleh karena kejadian ini seringkali berulang ( 25% )


    SISTITIS AKUTA :

    • Terjadi pada 1 – 2% kehamilan
    • Gejala :
      • Disuria
      • Sering berkemih
      • Sering tidak dapat menahan miksi
      • Hematuria
      • Gejala sistemik :
        • Demam
        • Nyeri pinggang
      • Urinalisis :
        • Bakteriuria
        • Piuria
        • Hematuria
    • Terapi : Antibitotika spektrum luas atau berdasarkan hasil tes kepekaaan


    PIELONEFRITIS AKUTA

    • Terjadi pada 2% kehamilan terutama pada trimester III
    • Gejala :
      • Mual dan muntah
      • Nyeri pinggang
      • Demam tinggi dan menggigil
      • Keluhan sistitis
      • Bisa terjadi septisemia dan syok septik
    • Akibat demam tinggi dapat memicu kontraksi uterus
    • Terapi :
      • MRS
      • Infuse RL dan D5 – rehidrasi
      • Antibiotika parenteral : cefazoline , sebagian besar (80% ) pasien akan bebas panas dalam waktu 48 jam setelah terapi antibitoka parenteral, lanjutkan terapi antibiotika per oral selama 10 hari.
      • Observasi persalinan preterm
      • Lakukan serial biakan urine oleh karena kejadian ini dapat berulang pada 10 – 25% pasien
      • Lakukan pemeriksaan IVP – intravenous pyelogram 6 minggu pasca persalinan


    STREPTOCOCCUS GRUP B :

    GBS ( grup beta streptococcus ) adalah flora normal manusia dengan reservoir utama di traktus digestivus.

    GBS dapat masuk kedalam Traktus Urinarius melalui kontaminasi feces atau kontak seksual

    Vaginal carriage rates 15 – 40%

    Dampak terhadap kehamilan :

    Penularan dari ibu ke anak dapat terjadi secara vertikal saat persalinan dengan faktor resiko penularan:

    • Persalinan prterm
    • Ketuban Pecah Dini
    • BBLR
    • Ketuban pecah 12 – 18 jam sebelum persalinan
    • Febris intrapartum

    Infeksi GBS pada neonatus :

    1. Late – onset :
      • meningitis (80%)
      • Infeksi lain
    2. Early – onset :
      • distress pernafasan
      • pneumonia

    PENCEGAHAN :

    Pencegahan Infeksi saluran kemih lebih baik dilakukan sebelum terkena penyakit infeksi yang cukup mengganggu ini. Adapun pencegahannya adalah  :

    • Minum 6-8 gelas air setiap hari dan tanpa gula jus cranberry secara teratur.
    • Hindari  kafein, alkohol, dan gula.
    • Minum Vitamin C (250-500 mg), Beta-karoten (25.000 sampai 50.000 IU per hari) dan Zinc (30-50 mg per hari) untuk membantu memerangi infeksi.
    • Menbiasakan  buang air kecil segera setelah kebutuhan dirasakan dan kandung kemih Anda benar-benar kosong ketika Anda buang air kecil.
    • Buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan.
    • Hindari hubungan seksual sementara Anda sedang dirawat untuk ISK.
    • Setelah kencing, noda kering (jangan menggosok), dan area genital Anda tetap bersih. Pastikan Anda mengusap dari depan ke belakang.
    • Hindari menggunakan sabun yang kuat, douche, krim antiseptik, feminin kebersihan semprotan, dan serbuk.
      Ubah pakaian dalam dan stoking setiap hari.
    • Hindari mengenakan celana ketat.
    • Memakai semua kapas atau katun-selangkangan celana dalam dan pantyhose.
    • Jangan rendam di bak mandi lebih dari 30 menit atau lebih dari dua kali sehari

     

     

    Rujukan :

    • Delzell JE Jr, Lefevre ML. Urinary tract infections during pregnancy. Am Fam Physician. Feb 1 2000;61(3):713-21.

     

    dr Widodo Judarwanto SpA, Children Allergy clinic dan Picky Eaters Clinic Jakarta. Phone 5703646   0817171764 – 70081995.

    email : judarwanto@gmail.com,

    KORAN INDONESIA SEHAT

    Yudhasmara Publisher

    Jl Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat

    Phone : (021) 70081995 – 5703646

    https://koranindonesiasehat.wordpress.com/

     

     

     

     

    Copyright © 2009, Koran Indonesia  Sehat  Network  Information Education Network. All rights reserved.


Tinggalkan komentar

Kategori